CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Translate

Sabtu, 19 Januari 2013

Sinopsis "Finding Reality"

Judul Novel               : Finding Reality
Pengarang                 : Neni Jahar
Jumlah Halaman        : 212 halaman
Penerbit                    : PT Gramedia Pustaka Utama

                Gea, bernama lengkapnya Rigea Denisa. Gea baru saja menempati rumah barunya. Ia tinggal hanya dengan adik dan ibunya. Ayahnya telah meninggal 6 tahun sebelumnya. Ia mengalami hal-hal tidak wajar ketika tinggal di rumah barunya. Ia bertemu dengan orang yang seperti sudah lama mengenalnya. Gea merupakan gadis yang pintar, cuek, pendiam, dan kurang suka bergaul dengan orang-orang baru. Termasuk pada saat ia bersekolah di SMA Arthural di kelas XII IPA 2. Banyak hal yang membuatnya terpaksa membaur, hingga dia pun menemukan sahabat-sahabat lamanya.
                Ryu, ia merupakan salah seorang sahabat Gea ketika di SMA. Ryu adalah seorang yang dingin, sengat kaku, namun memikat banyak perempuan. Hampir seantero sekolah mendambakannya. Tak luput karena posisi pentingnya sebagai ketua klub fotografi di Arthural. Dan Ryu terkenal dengan predikat lelaki yang punya paling banyak mantan pacar di Arthural. Bukan seorang playboy seutuhnya, namun karena nggak enak hati nolak cewek—ia nggak pernah nembak cewe, malah diuber terus. Sikap cueknya, terkhusus ke cewek adalah karena Ryu benar-benar menyimpan kekecewaan akan dirinya sendiri terhadap Gea
                Dan ada tetangga rumah sekaligus tetangga bangku Gea, Abel. Cowok ganteng, tapi cerewet. Enak dijadikan teman cerita dan dia juga agak mirip ama Ryu, dia terkenal di Arthural. Punya pacar mantan anak Arthural juga yang sekarang sekolah di SMA Tri Harapan. Abel ikut klub musik, dia jago banget main biola. Dan ternyata, Abel menyimpan perasaan lain ke Gea. Dan Abel pun melakukan pernyataan cinta kepada Gea dengan cara yang sangat istimewa. Dia sangat romantis, tapi juga emosional.
                Ada juga seorang cewek centil yang bernama Tina. Cantik, terkenal, tapi galak juga. Maklum, dia adalah ketua cheers. Kalau sama orang lain dia terkesan semena-mena, tapi kalau sama Gea, dia lain 1800, amat sangat baik. Tina sangat dekat dengan Ryu, karena Tina, Ryu, dan Gea adalah sahabat kecil. Namun, Tina dan Ryu terkesan sembunyi-sembunyi dengan persahabatan mereka di sekolah. Maka dari itu tak ada yang mengetahui persahabatan Ryu dan Tina, karena notabene mereka sangat bertolak belakang. Tina yang centil dan Ryu yang dingin.
                Serta 2 orang yang berperan sangat penting dalam kehidupan Gea, mereka adalah Mama dan adiknya, Dea. Mama Gea adalah seorang wanita yang sangat luar biasa, sebagai orang tua tunggal ia pintar membagi waktu. Waktu untuk anak-anaknya dan pekerjaannya. Dea, ia tak pernah malihat sosok ayah. Ketika ayahnya meninggal, ia masih berada dalam kandungan. Maka dari itu, Gea sangat manyayangi adik sematawayangnya itu. Walaupun terkadang muncul pertanyaan dari Dea mengenai sosok ayah yang membuat Gea merasa sangat kasihan dan sangat sedih.
             Cerita berawal ketika Gea dan keluarganya pindah ke rumah barunya. Gea baru saja pindahan ke rumah baru bersama keluarganya yang baru 2 tahun ini kembali ke Indonesia setelah berapa lama tinggal di Jepang. Gea hidup bersama ibu dan adiknya, ayahnya telah meninggal 6 tahun lalu karena kecelakaan. Di hari pertama kedatangannya ke rumah baru itu, ia menemukan banyak kejanggalan.
             Ada penjaga swalayan yang seperti telah mengenalnya dan juga lelaki yang membantunya memunguti belanjaan yang jatuh lalu tiba-tiba bingung ketika menatapnya. Dan tiap malam ia mendengar alunan biola dengan lagu yang tidak lagi asing di telinganya. Juga ada beberapa surat yang dikirimkan padanya tanpa menuliskan siapa pengirimya. Dan surat-surat itu isinya sama, puisi dengan permintaan maaf.
             Bersekolah di tempat yang baru, dengan teman baru, dan semua keadaan yang baru ternyata bukan hal yang mudah bagi Gea. Di SMA Arthural, kelas XII IPA 2, ia yang pendiam, harus pandai beradaptasi. Namun teman-teman yang mendukung, mempermudah hal itu. Ada Abel yang merupakan tetangga bangkunya sekaligus tetangga rumahnya yang sangat dikenal di seantero sekolah, Ryu si Ketua klub fotografi dengan catatan mantan bejubel—bahkan cowok dengan mantan terbanyak di sekolah—, Tina si leader cheers, Vira teman di BRAIN, dan masih banyak lagi teman-teman lainnya.
             Dan saat SMA Arthural mengadakan study tour, Gea mendapat beberapa masalah berat. Dari yang dibilang Gea ngedeketin Ryu sama Disti yang notabene cuma mantan Ryu dan dibilang ngerebut Abel dari Riana Cuma karena mereka dekat. Ajaibnya gosip itu tersebar sangat cepat, sampai Gea dibully sama anteknya Riana. Dan karena itu, Tina, melabrak Abel dan mendengar itu Abel langsung melabrak keempat antek Riana.
             Hingga Gea ditembak oleh Abel di tengah lapangan tenis dengan pengeras suara dan dengan backsound alunan biola dengan disaksikan murid satu sekolah. Dan Tiba-tiba tangannya ditarik oleh Tina dan dibawa pergi sebelum Gea menjawabnya, dan Tina pun berkata bahwa Abel tidak pantas untuknya. Masih karena masalah pembullyan yang dilakukan oleh antek Riana.
             Dan saat pelajaran Bahasa Indonesia, ketika Gea diperintahkan untuk menceritakan pengalamannya, ia mendadak lemas dan tidak dapat mengingat apapun. Ia kalut dan menangis. Ryu lah yang membantunya keluar dari situasi yang tidak mengenakkan itu. Dan sesampainya di rumah, ia menanyakan mengenai kejadian itu kepada sang bunda. Dan jawaban yang didapatkan sangat mengagetkannya, 6 tahun lalu ia mengalami amnesia bersamaan dengan kecelakaan yang merenggut nyawa ayahnya.
             Tak berapa lama dari kejadian itu, ketika ia akan mengambil agendanya yang tertinggal di ruang fotografi, ia tertarik dengan agenda di dekat agendanya. Ia menemukan puisi yang sama dengan yang diterimanya dari surat kaleng itu dan lebih parahnya lagi, ia menemukan banyak foto-fotonya  di agenda yang dipegangnya saat ini, agenda milik Ryu.
             Wajah Ryu nampak sangat kaget akan apa yang dilihatnya. Ia pun tak kuasa membendung amarahnya, ia mengusir Gea. Dan beberapa hari setelah itu, sebelum ujian praktek, Ryu nampak tidak berangkat sekolah. Gea pun menjenguknya. Setiba di rumah Ryu, Gea sengaja menyelinap ke kamar Ryu. Di sana ia juga menemukan foto yang sama dengan yang ada di agenda Ryu. Dan yang lebih mengejutkan, ia melihat sebuah foto nyang terpampang sangat besar, foto 2 orang anak yang tidak asing olehnya, dia dan Ryu. Ia sangat terkejut dan berhambur keluar dari rumah Ryu tanpa berpamitan kepada pembantu Ryu.
             Setelah ujian praktek usai, ia berbelanja ke swalayan yang pernah dikunjunginya dulu. Satu fakta yang mengejutkan, penjaga swalayan—Pak Diman—mengungkap mengenai masa lalunya, ia pun tambah terkejut. Dan saat perjalanan pulang, ia tak memperhatikan jalan. Terdengar bunyi klakson, namun ia tak kuasa menolak. Ia pun jatuh tertabrak.
             Setelah apa yang dialaminya itu, ia dapat mengingat semua memori lamanya. Ia pun menjadi sangat benci kepada Tina dan khususnya Ryu yang telah menutupi semua ini darinya. Karena mereka adalah teman kecil Gea. Hal ini, membuat Gea dan kedua temannya itu menjadi tidak akur lagi.
             Namun, belakangan dia tahu, Ryu menjadi sebeku “gunung es” karena rasa bersalah di masa lalunya. Ia merasa menjadi penyebeb ketidakutuhan keluarga Gea. Karena pada saat kecelakaan, Gea dan Ayahnya sedang dalam perjalanan mengantarkan Ryu menuju resital alias konser biola. Dan Tina pun bercerita bahwa yang membuat mantan Ryu bejubel adalah, ia tidak peduli berapa banyak cewek yang diterimanya menjadi pacar dan ia pun tak pernah mengambil pusing ketika diputusin, karena yang ada di kepalanya hanyalah rasa bersalah kepada seorang perempuan yang keluarganya menjadi engga utuh lagi karena dia.
             Dan pada hari terakhir di SMA, Gea pun dengan bujukan Tina mendatangi Ryu yang terdiam di kelas. Ia mencoba menyadarkan Ryu bahwa kematian ayahnya bukan karna Ryu. Itu memang sudah jalannya. Dan pada saat itu, Gea mengetahui bahwa Ryu akan kuliah di Cina. Tinggal bersama keluarganya. Gea terlalu gengsi untuk mengucapkan “Jangan Pergi!” kepada Ryu. Hanya besok lah hari terakhir Ryu di Indonesia. Namun, besok Gea harus mengikuti Olimpiade MIPA sehingga tidak dapoat menemui Ryu di pameran fotografi.
             Saat mengerjakan soal Olimpiade, ia tak lagi fokus. Fikirannya sudah melayang kemana-mana. Namun ia mempercepat pengerjaan soal. Dan satu jam pun semua soal telah selesai, ia bergegas menaiki taksi menuju tempat pameran. Di sana ia tak menemukan Tina maupun Ryu. Merasa lelah, ia pun duduk lemas. Dan ia mendengar sebuah suara yang ia kenal, suara Ryu. Ia pun lega, karena ia masih bisa bertemu Ryu. Dan satu yang lebih membahagiakannya. Ryu bukan belum berangkat ke bandara, tetapi ia memang tidak jadi ke China.
***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar